Instagram
Tiktok
Twitter
YouTube
Whatsapp
Facebook
- PROFIL

Taman Wisata Alam Laut Gugus Pulau Teluk Maumere

  Kabupaten Sikka

Sejarah

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor: SK.3911/MENHUT-VII/KUH/2014 tanggal 14 Mei 2014 tentang Kawasan Hutan dan Konservasi Perairan Provinsi Nusa Tenggara Timur, TWA Gugus Pulau Teluk Maumere memiliki luas ± 71.956,74 Ha. Secara geografisnya, TWA Gugus Pulau Teluk Maumere terletak pada posisi 8°5'50.57" - 8°38'14.89"LS dan 122°5'10.67" - 122°32'20.25"BT.

Secara administrasi pemerintahan termasuk dalam wilayah Kecamatan Alor, Kecamatan Alor Timur, Kecamatan Kewapante, Kecamatan Waigete dan Kecamatan Talibura di Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur sedangkan administrasi pengelolaan berada di resort Maumere , Seksi Konservasi Wilayah IV Maumere, Bidang KSDA Wilayah II Ruteng pada Balai Besar KSDA NTT.

Sebagian kawasan TWA Gugus Pulau Teluk Maumere pada mulanya merupakan kawasan hutan lindung Pulau Besar seluas ± 3.000 hektar berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan nomor: 89/Kpts-II/1983 tanggal 2 Desember 1983. Kemudian dengan memperhatikan Surat Gubernur Nusa Tenggara Timur nomor: 478/298-1KLH/86 tanggal 4 Juli1986, kawasan hutan lindung Pulau Besar dirubah fungsinya menjadi taman wisata dan menunjuk Gugus Pulau Teluk Maumere beserta perairan laut sekitarnya sebagai taman wisata laut berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan nomor: 126/Kpts-II/87 tanggal 21 April 1987 tentang perubahan status hutan lindung Pulau Besar menjadi taman wisata dan penunjukan Gugus Pulau Teluk Maumere sebagai taman wisata laut. Adapun pertimbangan perubahan status dan penunjukan kawasan tersebut yaitu bahwa kawasan hutan lindung di Pulau Besar mencakup beberapa tipe vegetasi hutan yaitu hutan mangrove, hutan pantai, savana, dan hutan dataran tinggi yang cukup potensial untuk dikembangkan sebagai taman wisata. Selain itu juga bahwa Gugus Pulau Teluk Maumere dan perairan laut sekitarnya memiliki keindahan alam yang sangat indah, sehingga memungkinkan untuk dikembangkan menjadi taman wisata.

Dalam rangka memantapkan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) sebagai acuan dan pedoman tunggal pemanfaatan ruang di daerah, maka dilakukan penetapan hasil paduserasi antara RTRWP dan Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK). Paduserasi antara RTRWP dan TGHK ditetapkan berdasarkan Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor 64 Tahun 1996 tentang Penetapan Hasil Paduserasi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK). Pada keputusan Gubernur Nusa Tenggara Timur tersebut terdapat lampiran berupa tabel rekapitulasi luas kawasan hutan yang salah satunya di Kabupaten Sikka terdapat kawasan konservasi dengan fungsi Tawan Wisata (TW) yaitu Pulau Besar (4.100 Ha), Pulau Babi (452,58 Ha), dan Pulau Dambila (497,73 Ha) serta dengan fungsi Taman Wisata Alam (TWA) yaitu Gugus Pulau Teluk Maumere seluas 50.000 hektar.

Menindak lanjuti hasil paduserasi kawasan hutan pada RTRWP maka dikeluarkan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan nomor: 423/Kpts-II/1999 tanggal 15 Juni 1999 tentang penunjukan kawasan hutan di Provinsi Nusa Tenggara Timur seluas 1.809.990 hektar, dimana termasuk didalamnya kawasan TWA Gugus Pulau Teluk Maumere. Dalam rangka menjamin kepastian hukum dan status kawasan, maka pada tahun 2014 dan 2016 dikeluarkan keputusan menteri yang didalamnya termasuk kawasan TWA Gugus Pulau Teluk Maumere seluas 71.956,74 hektar yaitu Surat Keputusan Menteri Kehutanan nomor: SK.3911/MENHUT-VII/KUH/2014 tanggal 14 Mei 2014 dan Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor: SK.357/Menlhk/Setjen/PLA.0/5/2016 tanggal 11 Mei 2016. Salah satu pertimbangan yang menjadi alasan penunjukkan menjadi TWA Gugus PulauTeluk Maumere adalah tipe vegetasi hutan mangrove, hutan pantai, savana, dan hutan dataran tinggi di Pulau Besar yang cukup potensial untuk dikembangkan sebagai taman wisata, serta keadaan alam gugus pulau teluk maumere yang sangat indah sehingga memungkinkan untuk dikembangkan menjadi taman wisata laut

Kondisi Ekosistem

 Ekosistem TWAL Teluk Maumere terdiri atas hutan mangrove, hutan pantai, hutan savana, dan hutan dataran rendah. Hutan mangrove TWAL Teluk Maumere disusun oleh 16 spesies dari 8 famili, antara lain Sonneratia alba, Rhizophora apiculata, Pemphis acidula, Bruguiera gymnorhiza, dan Avicenia lanata.
 Hutan pantai didominasi oleh jenis Barringtonia asiatica, ketapang (Terminalia catappa), waru laut (Hibiscus tiliaceus), dan pandan (Pandanus tectorius).
Jenis alang-alang (Imperata cylindrica) mendominasi hutan savana. Adapun hutan dataran tinggi didominasi antara lain jenis bintangur (Calophyllum soulattri), emba (Podocarpus inibricatus), ipi (Intsia bijuga), keam (Cynometra reniiflora), wiilo (Grewia oriocarpa), pelawan (Eucalyptus urophylla), solo (Myristica sp), dan angsana (Pterocarpus indicus

Flora

Jenis alang-alang (Imperata cylindrica) mendominas huan savana. Adapun hutan dataran ting gi didominasi antara lain jenis bintangur (Calophyllum soulattri), emba (Podocarpus inibricatus), ipi (Intsia bijuga), keam (Cynometra reniiflora), wiilo (Grewia oriocarpa), pelawan (Eucalyptus urophylla), solo (Myristica sp), dan angsana (Pterocarpus indicus).
Padang lamunnya tersusun atas 8 spesies, yaitu Enhalus acoroides, Halophilla ovalis, Halophila decipiens, Thalasia hempricii, Halodule uninervis, Syringodium isoetifolium, Cymodocea serrulata, dan Thalasia hemprichi.  Sebanyak 24 jenis karang (soft dan hard coral) menyusun ekosistem terumbu karang dengan dominansi famili Acroporidae, dengan genus di antaranya di antaranya Montipora, Acropora, Lobiphyla, Pictirina, Stylophora, Porites, Pavana, Merlina, Varia, Hydropora, dan Galaxea. Keberadaan terumbu karang mendukung kehidupan aneka ikan karang (262 jenis, 39 genus) dari keluarga Chaetodotidae, Serranidae, Lutjanidae, Lethrinide, dan Haemulidae dan ikan komersial seperti ikan tengiri (Scomberomorus conunerson), ikan tuna (Thunnus albacares), dan ikan layar (Isthoporus orientalis). Biota laut lainnya yaitu kima (Tridacna sp), troka/lola (Trocus niloticus), kepala kambing (Casis cornuta), 

Fauna

 Fauna terestrial yang dijumpai pada kawasan ini adalah rusa timor (Rusa timorensis), babi hutan (Sus vitatus), musang (Paradoxurus cinogale), biawak (Varanus salvator), dan ular sanca (Python reticulatus).
TWAL Teluk Maumere adalah habitat bagi burung elang laut (Haliastur intermedias), tekukur (Streptopelia chinensis), perkutut (Geopelia sp), pergam (Ducula sp), puyuh (Turnix sp), raja udang (Alcedo atthis), trinil pantai, (Actitis hypoleucos), gajahan (Lumnea sp), kuntul karang (Egretta sacra), bangau putih (Ibis cinercus), dan sebagainya.
Padang lamun dan terumbu karang di TWAL Teluk Maumere juga menjadi sumber pakan bagi penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata) dan duyung (Dugong dugon). Lumba-lumba (Dolphinus dolpin) juga dapat dijumpai pada kawasan perairan ini. 

Fasilitas

Masih dalam tahap pengembangan fasilitas yang tersedia di TWA ini masih sangat terbatas. Namun demikian, untuk menikmati kekayaan alam TWA GPT Maumere, di resort wisata bahari seperti peralatan berenang dan menyelam, speed boat, pusat informasi kelautan, tempat menginap (home stay dan bungalow), serta tempat makan. 
  1. Agen wisata 
  2. Penginapan (hotel, villa, gueshouse) 
  3. Kuliner dan pusat oleh-oleh 
  4. Persewaan mobil/motor 
  5. Kendaraan umum (bus,angkot) 
  6. Persewaan peralatan scuba diving/snorkeling, camping 
  7. Kapal (umum maupun sewa) 
  8. Terminal, Pelabuhan, Bandara 
  9. Pasar Ikan 
  10. Pasar Tradisional.

Aksesibilitas

Jalur Udara.
Kupang-Maumere dengan pesawat twin otter dan boeing setiap hari dengan waktu tempuh sekitar 1 jam. 

Jalur Laut. 
Kupang-Maumere dengan kapal Pelni 2 minggu sekali dengan waktu tempuh sekitar 18 jam. Sedangkan menggunakan kapal ferry melalui Larantuka 2 kali seminggu dilanjurkan dengan jalan darat LarantukaMaumere dengan waktu tempuh sekitar 2 jam. 
Taman Wisata Alam Laut Lain