Instagram
Tiktok
Twitter
YouTube
Whatsapp
Facebook
- Siaran Pers
RANGKAIAN HARI LAHAN BASAH SEDUNIA
  02 Feb 2025   Administrator
RANGKAIAN HARI LAHAN BASAH SEDUNIA

Setiap tanggal 2 Februari diperingati sebagai Hari Lahan Basah Sedunia atau WorldWetland Days (WWD). Tanggal tersebut merupakan tanggal diadopsinya Konvensi Lahan Basah atau yang disebut Konvensi Ramsar pada 2 Februari 1971 di Kota Ramsar yang terletak di pantai laut Kaspia, Iran.

RANGKAIAN HARI LAHAN BASAH SEDUNIA
Kupang,   Minggu, 2 Februari 2025.
Setiap  tanggal  2  Februari  diperingati  sebagai  Hari  Lahan  Basah  Sedunia  atau WorldWetland Days (WWD). Tanggal tersebut merupakan tanggal diadopsinya Konvensi  Lahan Basah atau yang disebut Konvensi Ramsar pada 2 Februari 1971 di Kota Ramsar  yang terletak di pantai laut Kaspia, Iran. Konvensi Ramsar adalah perjanjian internasional  untuk konservasi dan pemanfaatan lahan basah secara berkelanjutan.  Di Indonesia terdapat 8 situs lahan basah yang memiliki nilai signifikan bukan hanya untuk indonesia tetapi juga bagi bernilai penting bagi kemanusiaan secara keseluruhan.  Salah satu dari 8 situs ramsar di Indonesia adalah Taman Wisata Alam (TWA) Menipo yang ditetapkan sebagai situs  ramsar kedelapan di  Indonesia pada tanggal 22 April  2024. Kawasan situs ramsar TWA Menipo terletak di Desa Enoraen Kecamatan Amarasi Timur Kabupaten Kupang, pesisir Kawasan ini meliputi hutan bakau dan lumpur pasang surut,
pasir, dan dataran garam. Situs tersebut meliputi Pulau Menipo, yang terpisah dari Pulau Timor  oleh  selat  sempit  dan  memiliki  danau  dan  rawa  air  tawar.  Pulau  Menipo
menyediakan habitat bagi spesies tumbuhan yang rentan dan terancam punah. Selama puncak  musim  kemarau,  rawa  permanen  di  Pulau  tersebut  menyediakan  tempat berlindung bagi satwa liar. Dataran pasir situs tersebut menyediakan habitat bersarang bagi tiga spesies penyu yang terancam punah, antara lain: Penyu Sisik, Penyu Hijau dan
Penyu Lekang. Burung yang bermigrasi menggunakan dataran lumpur sebagai habitat batu loncatan,  dan Situs  tersebut  menyediakan tempat mencari makan bagi kakatua
jambul  kuning  (Cacatua  sulphurea  parvula)  dan  Rusa  Timor  (Rusa  timorensis). Masyarakat setempat percaya bahwa daerah tersebut tidak boleh dirusak; Pulau tersebut dianggap sakral dan menjadi tempat upacara adat. Mereka mengumpulkan kepiting dan kerang  untuk  mendukung  mata  pencaharian  dan  memperoleh  pendapatan  dengan menyewakan perahu kepada wisatawan dan pengunjung lainnya. Selain  situs  ramsar  TWA  Menipo,  Balai  Besar  KSDA  Nusa  Tenggara  Timur  juga melakukan pengelolaan pada kawasan lahan basah lainnya yaitu Taman Wisata Alam
Laut (TWAL) Teluk Kupang, Suaka Margasatwa (SM) Danau Tuadale, TWAL Gugus Pulau Teluk Maumere, Cagar Alam (CA) Hutan Bakau Maubesi, Danau Ranamese di TWA
Ruteng serta  pengelolaan  area  preservasi  pada Danau Ledulu  dan Danau Lendoen sebagai habitat kura-kura Rote. 
Peringatan hari lahan basah dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya lahan basah, untuk merayakan peran lahan basah untuk kesehatan dan
kesejahteraan  masyarakat  serta  untuk  mengakui  pentingnya  lahan  basah  bagi keanekaragaman hayati, air bersih, perlindungan banjir dan peluang wisata. Definisi Lahan basah sesuai Konvensi Ramsar adalah wilayah payau, rawa, lahan gambut atau perairan, baik alami atau buatan, permanen atau sementara, dengan air  yang tergenang atau mengalir, tawar, payau atau asin, termasuk wilayah perairan laut yang kedalamannya pada saat air surut tidak melebihi enam meter. Lahan basah ini merupakan suatu ekosistem dimana air  memiliki  peranan  utama dalam mendukung berbagai  spesies  baik  satwa maupun tumbuhan.  Ekosistem ini juga menjadi ekosistem yang paling rentan terhadap kerusakan dan degradasi sehingga upaya perlindungan perlu dilakukan. 
Tema peringatan lahan basah tahun ini  adalah "Protecting wetlands for  our common future" yang diadopsi menjadi baris tera (tagline) “Jaga Lahan Basah untuk Masa Depan
yang Cerah” yang digunakan untuk memperingati WWD 2025 di Indonesia. Pada kampaye WWD 2025 ini mengangkat pesan utama yaitu:
a. Kesadaran untuk menghentikan pencemaran pada lahan basah;
b. Pelestarian dan pengelolaan berkelanjutan dari lahan basah; dan
c. Partisipasi dalam pemulihan ekosistem lahan basah.
Balai Besar KSDA NTT dalam rangka peringatan WWD 2025 melaksanakan kampanye untuk  peningkatan  kesadaran  masyarakat  akan  pentingnya  lahan  basah  dengan
melaksanakan sosialiasi pada acara CFD (Car Free Day) di Jalan Eltari Kota Kupang pada tanggal  1 Februari  2025. Dalam kampanye tersebut  dilaksanakan sosialisasi  kepada pengunjung  CFD  terkait  pentingnya  perlindungan  terhadap  lahan  basah  serta mengenalkan kepada masyarakat kota kupang tentang situs ramsar ke-8.  Selain sosialiasi untuk  menjangkau  generasi  muda  baik  anak-anak  maupun  remaja  pada  kegiatan kampanye tersebut juga diselenggarakan kegiatan mewarnai, permainan dan kuis. Para
pengunjung yang berpartisipasi juga diberikan hadiah dan merchandise menarik berupa kaos, tumbler, gelas dan stiker.  Rangkaian kegiatan lain yang akan dilaksanakan terkait peringatan lahan basah oleh Balai Besar KSDA Nusa Tenggara Timur yaitu kegiatan pengamatan burung air dan penanaman mangrove bersama masyarakat dan mahasiswa Universitas Nusa Cendana dan Politeknik Pertanian Negeri Kupang, KTH Dalek Esa, dan masyarakat sekitar di  hutan mangrove, TWAL Teluk Kupang di Desa Tanah Merah, Kabupaten Kupang pada tanggal 3 Februari 2025. Kegiatan penanamaman ini sebagai bentuk partisipasi masyarakat dalam upaya pelestarian dan pemulihan ekosistem lahan basah. 

Share: