Setiap tanggal 2 Februari diperingati sebagai Hari Lahan Basah Sedunia atau WorldWetland Days (WWD). Tanggal tersebut merupakan tanggal diadopsinya Konvensi Lahan Basah atau yang disebut Konvensi Ramsar pada 2 Februari 1971 di Kota Ramsar yang terletak di pantai laut Kaspia, Iran.
Kupang, Minggu, 2 Februari 2025.
Setiap tanggal 2 Februari diperingati sebagai Hari Lahan Basah Sedunia atau WorldWetland Days (WWD). Tanggal tersebut merupakan tanggal diadopsinya Konvensi Lahan Basah atau yang disebut Konvensi Ramsar pada 2 Februari 1971 di Kota Ramsar yang terletak di pantai laut Kaspia, Iran. Konvensi Ramsar adalah perjanjian internasional untuk konservasi dan pemanfaatan lahan basah secara berkelanjutan. Di Indonesia terdapat 8 situs lahan basah yang memiliki nilai signifikan bukan hanya untuk indonesia tetapi juga bagi bernilai penting bagi kemanusiaan secara keseluruhan. Salah satu dari 8 situs ramsar di Indonesia adalah Taman Wisata Alam (TWA) Menipo yang ditetapkan sebagai situs ramsar kedelapan di Indonesia pada tanggal 22 April 2024. Kawasan situs ramsar TWA Menipo terletak di Desa Enoraen Kecamatan Amarasi Timur Kabupaten Kupang, pesisir Kawasan ini meliputi hutan bakau dan lumpur pasang surut,
pasir, dan dataran garam. Situs tersebut meliputi Pulau Menipo, yang terpisah dari Pulau Timor oleh selat sempit dan memiliki danau dan rawa air tawar. Pulau Menipo
menyediakan habitat bagi spesies tumbuhan yang rentan dan terancam punah. Selama puncak musim kemarau, rawa permanen di Pulau tersebut menyediakan tempat berlindung bagi satwa liar. Dataran pasir situs tersebut menyediakan habitat bersarang bagi tiga spesies penyu yang terancam punah, antara lain: Penyu Sisik, Penyu Hijau dan
Penyu Lekang. Burung yang bermigrasi menggunakan dataran lumpur sebagai habitat batu loncatan, dan Situs tersebut menyediakan tempat mencari makan bagi kakatua
jambul kuning (Cacatua sulphurea parvula) dan Rusa Timor (Rusa timorensis). Masyarakat setempat percaya bahwa daerah tersebut tidak boleh dirusak; Pulau tersebut dianggap sakral dan menjadi tempat upacara adat. Mereka mengumpulkan kepiting dan kerang untuk mendukung mata pencaharian dan memperoleh pendapatan dengan menyewakan perahu kepada wisatawan dan pengunjung lainnya. Selain situs ramsar TWA Menipo, Balai Besar KSDA Nusa Tenggara Timur juga melakukan pengelolaan pada kawasan lahan basah lainnya yaitu Taman Wisata Alam
Laut (TWAL) Teluk Kupang, Suaka Margasatwa (SM) Danau Tuadale, TWAL Gugus Pulau Teluk Maumere, Cagar Alam (CA) Hutan Bakau Maubesi, Danau Ranamese di TWA
Ruteng serta pengelolaan area preservasi pada Danau Ledulu dan Danau Lendoen sebagai habitat kura-kura Rote.
Peringatan hari lahan basah dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya lahan basah, untuk merayakan peran lahan basah untuk kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat serta untuk mengakui pentingnya lahan basah bagi keanekaragaman hayati, air bersih, perlindungan banjir dan peluang wisata. Definisi Lahan basah sesuai Konvensi Ramsar adalah wilayah payau, rawa, lahan gambut atau perairan, baik alami atau buatan, permanen atau sementara, dengan air yang tergenang atau mengalir, tawar, payau atau asin, termasuk wilayah perairan laut yang kedalamannya pada saat air surut tidak melebihi enam meter. Lahan basah ini merupakan suatu ekosistem dimana air memiliki peranan utama dalam mendukung berbagai spesies baik satwa maupun tumbuhan. Ekosistem ini juga menjadi ekosistem yang paling rentan terhadap kerusakan dan degradasi sehingga upaya perlindungan perlu dilakukan.
Tema peringatan lahan basah tahun ini adalah "Protecting wetlands for our common future" yang diadopsi menjadi baris tera (tagline) “Jaga Lahan Basah untuk Masa Depan
yang Cerah” yang digunakan untuk memperingati WWD 2025 di Indonesia. Pada kampaye WWD 2025 ini mengangkat pesan utama yaitu:
a. Kesadaran untuk menghentikan pencemaran pada lahan basah;
b. Pelestarian dan pengelolaan berkelanjutan dari lahan basah; dan
c. Partisipasi dalam pemulihan ekosistem lahan basah.
Balai Besar KSDA NTT dalam rangka peringatan WWD 2025 melaksanakan kampanye untuk peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya lahan basah dengan
melaksanakan sosialiasi pada acara CFD (Car Free Day) di Jalan Eltari Kota Kupang pada tanggal 1 Februari 2025. Dalam kampanye tersebut dilaksanakan sosialisasi kepada pengunjung CFD terkait pentingnya perlindungan terhadap lahan basah serta mengenalkan kepada masyarakat kota kupang tentang situs ramsar ke-8. Selain sosialiasi untuk menjangkau generasi muda baik anak-anak maupun remaja pada kegiatan kampanye tersebut juga diselenggarakan kegiatan mewarnai, permainan dan kuis. Para
pengunjung yang berpartisipasi juga diberikan hadiah dan merchandise menarik berupa kaos, tumbler, gelas dan stiker. Rangkaian kegiatan lain yang akan dilaksanakan terkait peringatan lahan basah oleh Balai Besar KSDA Nusa Tenggara Timur yaitu kegiatan pengamatan burung air dan penanaman mangrove bersama masyarakat dan mahasiswa Universitas Nusa Cendana dan Politeknik Pertanian Negeri Kupang, KTH Dalek Esa, dan masyarakat sekitar di hutan mangrove, TWAL Teluk Kupang di Desa Tanah Merah, Kabupaten Kupang pada tanggal 3 Februari 2025. Kegiatan penanamaman ini sebagai bentuk partisipasi masyarakat dalam upaya pelestarian dan pemulihan ekosistem lahan basah.