Instagram
Tiktok
Twitter
YouTube
Whatsapp
Facebook
- Berita
Pelatihan Pengolahan Biji Jambu Mete
  Selasa, 18 Maret 2025   Administrator
Pelatihan Pengolahan Biji Jambu Mete

Dalam upaya meningkatkan nilai tambah hasil hutan bukan kayu (HHBK) serta memberdayakan masyarakat sekitar kawasan konservasi,BBKSDA NTT menyelenggarakan Pelatihan Pengolahan Jambu Mete diSekretariat Wanawiyata Widya Karya Paloil Tob. Kegiatan ini diikuti oleh 13 orang anggota kelompok masyarakat Nekafmese Sillu binaan BBKSDA NTT di penyangga TWA Camplong.

Pelatihan Pengolahan Biji Jambu Mete
Dalam upaya meningkatkan nilai tambah hasil hutan bukan kayu (HHBK) serta memberdayakan masyarakat sekitar kawasan konservasi,BBKSDA NTT menyelenggarakan Pelatihan Pengolahan Jambu Mete diSekretariat Wanawiyata Widya Karya Paloil Tob. Kegiatan ini diikuti oleh 13 orang anggota kelompok masyarakat Nekafmese Sillu binaan BBKSDA NTT di penyangga TWA Camplong.

 Kegiatan dibuka oleh Plt. Kepala Seksi KSDA Wilayah II, dalam sambutannya disampaikan bahwa kelompok ini mendapatkan berkah sehingga mendapat kegiatan pelatihan ini. Diharapkan kelompok memanfaatkan kesempatan, ilmu dan pelatihan ini untuk meningkatkan perekonomian anggota kelompok. Kegiatan ini merupakan inplementasi RKT PKS BBKSDA NTT dg PT PLN UIW NTT.

Perwakilan BP2SDM Wilayah VII, dalam hal ini Widyaiswara menyampaikan penyambutan bagi peserta, dan berharap kelompok Nekafmese Sillu dapat kontinyu memproduksi produk kacang mete. 

Materi pelatihan disampaikan dengan metode klasikal dan praktek langsung. Adapun materi yang disampaikan yaitu pengolahan pasca panen jambu mete (pemanenan, sortasi, penjemuran, penyimpanan glondong), pengolahan glondongan menjadi mete siap olah (pengkacipan, penjemuran, sortasi dan grading, pegemasan dan pelabelan), pengolahan kacang mete untuk siap makan (perendaman, pengovenan, pengemasan dan pelabelan), serta terkait pemasaran produk jadi.
 
 Semua anggota kelompok dan pendamping melakukan praktek langsung dalam proses pengolahan biji jambu mete. Pada pelatihan ini, dengan bahan baku glodong 5,2kg menghasilkan 1,466 kg mete yang sudah dikacip untuk selanjutnya menjadi tindak lanjut kelompok dalam waktu dekat untuk mengolah menjadi produk siap makan. Pada kacang mete yang diolah (dioven), menghasilkan 1 kg yang dikemas menjadi dua 4 kemasan ukuran 200 dan 300gr. Ukuran 200gram dapat dijual dengan harga Rp 40.000,-

Kelompok bersemangat dan berkomitmen untuk melakukan produksi olahan kacang mete sendiri, dan memiliki target setidaknya dapat mulai produksi dengan glodongan mete hasil kebun sendiri pada bulan Juni 2025.
 
 Di akhir kegiatan, peserta diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil olahan mereka serta mendiskusikan strategi pemasaran yang bisa diterapkan. Diharapkan, setelah mengikuti pelatihan ini, masyarakat dapat mengembangkan usaha berbasis jambu mete secara lebih mandiri dan berkelanjutan.


Share: