Instagram
Tiktok
Twitter
YouTube
Whatsapp
Facebook
- Berita
Ritual Adat dan Penunjukan Taman Nasional Mutis Babnain Timau: Menghubungkan Manusia, Alam, dan Leluhur
  15 Feb 2025   Administrator
Ritual Adat dan Penunjukan Taman Nasional Mutis Babnain Timau: Menghubungkan Manusia, Alam, dan Leluhur

Pada tanggal 15 Februari 2024, sebuah ritual adat yang sarat makna dilakukan di dua lokasi berbeda, yaitu Sonaf Kuneuf di Oebleu dan Sonaf Uskono di Noeltoko.

Ritual Adat dan Penunjukan Taman Nasional Mutis Babnain Timau: Menghubungkan Manusia, Alam, dan Leluhur
Pada tanggal 15 Februari 2024, sebuah ritual adat yang sarat makna dilakukan di dua lokasi berbeda, yaitu Sonaf Kuneuf di Oebleu dan Sonaf Uskono di Noeltoko. Ritual ini bukan sekadar tradisi turun-temurun, melainkan sebuah proses spiritual dan kultural yang mendalam, bertujuan untuk meminta izin dan restu dari leluhur dalam rangka penunjukan Taman Nasional (TN) Mutis  Timau. Kegiatan ini melibatkan tokoh-tokoh adat setempat, seperti Usif Wilem Kono, Usif Soleman Balokune, dan Usif Aloysius Kono, serta menggunakan berbagai bahan ritual yang memiliki makna simbolis. Ritual ini menjadi bukti betapa eratnya hubungan antara manusia, alam, dan leluhur dalam masyarakat adat setempat.

### *Ritual di Sonaf Kuneuf: Memohon Izin dan Restu dari  Tuhan Yang Maha Kuasa (Uis Neno), Alam dan Leluhur*

Ritual pertama dimulai pada pukul 11.00 WITA di Sonaf Kuneuf, Oebleu. Lokasi ini dipilih karena diyakini sebagai tempat leluhur Kuneuf, yang dianggap sebagai pemilik sah hutan Mutis. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, Kuneuf berasal dari semburan air Gunung Mutis dan melahirkan delapan putra serta empat putri yang kemudian membagi wilayah Mutis Babnain menjadi delapan bagian. 

Bahan-bahan ritual yang digunakan, seperti ayam jantan merah, sopi, lilin, sirih pinang, dan uang derma, memiliki makna simbolis yang mendalam. Ayam jantan merah, misalnya, sering digunakan sebagai persembahan untuk menyampaikan pesan kepada leluhur. Hasil dari ritual ini menunjukkan bahwa leluhur Kuneuf menerima baik penunjukan TN Mutis  Timau, yang menjadi tanda bahwa langkah ini telah mendapat restu spiritual.

### *Ritual di Sonaf Uskono: Menyatukan Tradisi dan Modernitas*

Setelah ritual di Oebleu selesai pada pukul 17.00 WITA, kegiatan dilanjutkan ke Sonaf Uskono di Noeltoko pada pukul 20.00 WITA. Ritual ini dipimpin oleh Usif Aloysius Kono dan melibatkan berbagai tahapan, mulai dari pembakaran lilin di kuburan Uskono hingga tutur adat yang disampaikan di depan Sonaf. Bahan ritual yang digunakan, seperti ayam jantan, babi, sopi, lilin, sirih pinang, dan koin perak, menunjukkan betapa kaya dan kompleksnya tradisi adat setempat.

Hasil dari ritual ini juga positif, dengan leluhur Uskono menerima kehadiran TN Mutis Timau. Selain itu, tim juga mendapatkan sejarah singkat tentang Kerajaan Miomaffo (Uskono) yang disampaikan oleh Usif Aloysius Kono. Sejarah ini menegaskan betapa pentingnya wilayah Mutis bagi masyarakat adat setempat, bukan hanya sebagai sumber kehidupan, tetapi juga sebagai warisan leluhur yang harus dijaga.

### *Makna Ritual: Menjaga Harmoni antara Manusia, Alam, dan Leluhur*

Ritual adat ini bukan sekadar seremonial belaka, melainkan sebuah upaya untuk menjaga harmoni antara manusia, alam, dan leluhur. Dalam masyarakat adat setempat, hutan Mutis bukan hanya sumber daya alam, tetapi juga bagian dari identitas kultural dan spiritual. Dengan melakukan ritual ini, masyarakat adat menunjukkan komitmen mereka untuk melestarikan alam sekaligus menghormati warisan leluhur.

Penunjukan TN Mutis  Timau juga menjadi contoh bagaimana modernitas dan tradisi dapat berjalan beriringan. Dengan melibatkan tokoh-tokoh adat dan melakukan ritual yang sesuai dengan kepercayaan setempat, proses ini tidak hanya memenuhi aspek administratif, tetapi juga memastikan bahwa langkah ini mendapat dukungan spiritual dan kultural dari masyarakat.

### *Kesimpulan*

Ritual adat yang dilakukan pada tanggal 15 Februari 2024 di Sonaf Kuneuf dan Sonaf Uskono merupakan sebuah proses yang mendalam dan penuh makna. Melalui ritual ini, masyarakat adat setempat tidak hanya meminta izin dan restu dari leluhur, tetapi juga menegaskan komitmen mereka untuk menjaga kelestarian alam dan warisan budaya. Penunjukan TN Mutis Timau, yang dilakukan dengan menghormati tradisi dan kepercayaan setempat, menjadi bukti bahwa pembangunan dan pelestarian dapat berjalan seiringan ketika manusia, alam, dan leluhur dipandang sebagai satu kesatuan yang harmonis.

Share: