Kawasan Suaka Margasatwa Harlu merupakan salah satu kawasan konservasi yang terletak di bagian Timur Laut Pulau Rote yang secara administrasi pemerintahan terletak di Desa Daiama, Kecamatan Landu Leko, Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Secara geografis terletak antara 123° 21'-123° 25' Bujur Timur dan 10° 29' - 10° 34' Lintang Selatan. Sesuai dengan pembagian administrasi pengelolaan kawasan konservasi, Suaka Margasatwa Harlu berada dalam wilayah pemangkuan Resort Konservasi Wilayah Suaka Margasatwa Harlu, Seksi Konservasi Wilayah II, Bidang KSDA Wilayah I pada Balai Besar KSDA NTT. Ditunjuk melalui Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor: 84/Kpts-II/1993, tanggal 16 Pebruari 1993. Kemudian pada tahun 2014 kawasan SM. Harlu ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.3911/MENHUT- VII/KUH/2014 tanggal 14 Mei 2014 dengan luas 2.262 Ha
Kondisi Ekosistem
Ekosistem penyusun kawasan SM Harlu terdiri dari ekosisten teresterial dan ekosistem akuatik, pada wilayah tererterial didominasi oleh tipe hutan dataran rendah, sedang pada ekosistem akuatik adalah laut dengan teluk yang menjorok dalam kearah daratan, masyarakat lokal menyebutnya dengan nama mulut seribu. Kawasan Perairan pada SM Harlu memiliki karakteristik dan bentuk dasar perairan yang yang relative landau sampai bergelombang, memiliki tutupan terumbu karang sangat rendah. Tipe pasang surutnya adalah yaitu dalam sehari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut tetapi dengan tinggi dan waktu yang berbeda. Pada saat pasang naik, massa air permukaan bergerak menuju ke utara memasuki perairan Laut Sawu dan sebaliknya arah arus saat menuju surut, arus menuju ke selatan. Arus di laut dapat diakibatkan oleh tiupan angin atau pengaruh pasang surut. Untuk perairan pantai umumnya didominasi oleh arus pasang surut dan yang dibangkitkan oleh tiupan angin.
Flora
SM.Harlu memiliki jenis kesambi (Schleichera oleosa), beringin (Ficus sp), kayu merah (Pterocarpus indicus) dan pada beberapa bagian kawasan adalah hutan pantai dengan jenis vegetasi Rhizophora stylosa dan Sonneratia sp.
Fauna
Kakatua kecil jambul kuning (Cacatua sulphurea), Betet kelapa paruh besar (Tanygnatusmegalorync hos) Pergam timor (Ducula cineracea), Cikukua timor (Philemon inorbatus), Tekukur (Streptopelia chinensis), Perkici timor (Trichoglassus euteles), Kipasan dada hitam (Rhipidura rufifrons), Ayam Hutan (Gallus galus), Rusa timor (Rusa timorensis).
Aksesibilitas
Untuk mencapai kawasan Suaka Margasatwa Harlu, dari Kota Kupang, S M Harlu dapat dicapai melalui beberapa alternatif, yaitu:
Penyeberangan dengan pesawat udara setiap hari dari Kupang-Rote (Bandara D.C.H. Saudale di Ba’a) selama ±15 menit perjalanan, dilanjutkan dengan perjalan darat ke Desa Daiama dengan waktu tempuh ±1,5 jam
Penyeberangan dengan Ferry Cepat Kupang-Rote (Pelabuhan Ba’a) selama ± 2 jam, dilanjutkan dengan perjalan darat ke Desa Daiama ±1,5 jam
Penyebarangan dengan Kapal Ferry Kupang - Pantai Baru selama ± 4 jam, dilanjutkan dengan perjalan darat ke Desa Daiama ± 45 menit.
Dari Desa Daiama perjalanan dilanjutkan lagi menggunakan perahu motor menuju bagian tengah kawasan dengan waktu tempuh ±1 jam, sementara itu perjalanan dapat juga melalui jalan darat menuju bagian barat kawasan.
Geologi
Secara umum geologi disusun oleh batuan sedimen lingkungan laut. Hal ini dapat dilihat secara jelas dari susunan batuannya yang terdiri dari batu lempung, batu pasir, tufa dan konglomerat yang bersifat gampingan, di beberapa lokasi dijumpai adanya singkapan diatomae dan napal dengan sebaran yang cukup luas. Selain batuan tersebut di atas, juga banyak dijumpai batu gamping atau batu kapur, batu kapur terutama terdapat di daerah pinggiran pantai. Kabupaten Rote Ndao dibedakan menjadi 2 (dua) satuan morfologi yaitu satuan morfologi pedataran dan satuan morfologi perbukitan bergelombang. Satuan morfologi pedataran tersebar di bagian daerah pesisir/pantai yang melingkari pulau ini, umumnya tersusun oleh batuan alluvial, dan endapan danau berupa : pasir, konglomerat napal, lempung dan batu gamping, sebagian berupa rawa dan umumnya digenangi air terutama pada waktu pasang naik. Satuan morfologi perbukitan bergelombang terdapat di bagian tengah pulau, umumnya disusun oleh batu lanau, napal, batu gamping, batu pasir.