Wilayah Suaka Margasatwa (SM) Kateri secara administrasi pemerintahan di Kabupaten Malaka yang mana berada di 4 (empat) kecamatan, yaitu; Kecamatan Malaka Tengah (Desa Kamanasa, Desa Wehali, Desa Bakiruk, Desa Kateri); Kecamatan Botin Leobele (Desa Kereana); Kecamatan Malaka Timur (Desa Sanleo); dan Kecamatan Kobalima (Desa Lakekun).
Secara astronomis terletak pada 9° 28' 7,013" LS - 9° 34' 51,111" LS dan 124° 50' 8,013" BT - 124° 56' 48,467" BT, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:
Bagian Utara Desa Sanleo dan Desa Kereana;
Bagian Selatan : Desa Kakaniuk dan Desa Bakiruk;
Bagian Barat : DesaBarada, Desa Kateri dan Desa Fatuaruin;
Bagian Timur : Desa Lakekun, Desa Lakekun Barat, Desa Kamanasa dan Desa Wehali.
Kondisi Ekosistem
Tipe ekosistem yang ada di SM Kateri berupa tipe ekosistem Hutan Hujan Tropis dengan vegetasi penyusun yang terdiri atas hutan alam campuran, semak belukar, hutan tanaman jati, dan hutan tanaman kemiri. Hutan alam campuran yang tersisa saat ini berada pada bagian selatan kawasan. Selama 20 tahun terakhir kerusakan hutan alam campuran disebabkan perambahan sebagai dampak dari konflik politik yaitu hasil jejak pendapat di Timor Leste. Hutan tanaman jati yang ada di kawasan tersebut merupakan hasil reboisasi pada periode tahun 70 -an dimana sebelumnya wilayah tersebut dikelola oleh Dinas Kehutanan.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengembalikan fungsi SM Kateri sebagai mandat penunjukan kawasan salah satunya dengan melakukan Rehabilitasi Hutan dan Lahan namun belum menunjukkan hasil yang baik karena pada musim tanam (awal musim hujan) lokasi tersebut dirambah kembali untuk dijadikan kebun.
Flora
Potensi flora yang ada di SM Kateri dibedakan dalam dua tipe hutan, (1) hutan alam campuran; dan (2) hutan tanaman jati dan hutan tanaman kemiri. Pada hutan alam campuran didominasi oleh jenis beringin, kesambi, jambu hutan, kayu merah, asam, dan sebagainya. Sedangkan pada hutan tanaman jati didominasi dengan tegakan berumur antara 30-50 tahun.
Fauna
Potensi fauna yang ada di SM Kateri terutama satwa kunci sudah sulit ditemui, hal tersebut dikarenakan hutan alam campuran yang tersisa sudah sangat sedikit hanya tersisa 20-30% dari luas kawasan. Beberapa satwa kunci seperti Rusa timor dan Kuskus keberadaanya masih ada walaupun sudah jarang ditemui, dimana Rusa timor hanya dijumpai jejak dan kotorannya saja. Satwa lain yang keberadaannya masih sering dijumpai yaitu jenis-jenis burung dan ular. Beberapa jenis burung yang dijumpai diantaranya Elang, Koakiu, Merpati Hutan, Tekukur, Sesap madu, Ekor Kipas, Perkutut, Merpati, Balan dan Raja Udang.
Aksesibilitas
Kawasan SM Kateri berada di Betun yang mana merupakan ibukota Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Akses menuju SM Kateri dapat ditempuh melalui jalur darat maupun jalur udara.
Jalur darat dapat menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan umum dengan waktu tempuh berkisar antara 6-8 jam dengan Rute,
Kupang-Soe-Kefa-Betun.
Kupang-Bena-Kolbano-Weliman-Betun.
Jalur udara jadwal penerbangan Kupang-Atambua 7x seminggu kemudian dilanjutkan dengan jalur darat Atambua-Betun dengan waktu tempuh kurang lebih 2 jam
Geologi
Kawasan SM Kateri berada pada ketinggian sekitar 0-25 mdpl dengan topografi landai. Berdasarkan peta Geologi Indonesia skala 1 : 2.000.000, kawasan tersebut termasuk pada formasi Suai. Sedangkan berdasarkan peta tanah bagan Indonesia skala 1: 1.250.000 (Lembaga Penelitian Tanah Bogor, 1968), kawasan tersebut sebagian besar memiliki jenis tanah Aluvial, sedangkan sisanya jenis tanah Kambisol Eutrik di bagian utara kawasan dan sedikit jenis tanah Regosol di bagian selatan.