Kawasan Hutan Baumata ditunjuk sebagai kawasan Taman Wisata Alam melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan nomor. 89/Kpts-II/1983 tanggal 2 Desember 1983 dengan luas 87 hektar. Tahun 1999 terjadi perubahan penunjukan kawasan melalui Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor: 423/Kpts-II/1999 tanggal 15 Juni 1999 dengan luas yang sama, 87 hektar. Pada tahun 2015 terdapat perubahan dasar hukum TWA Baumata, berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.3911/MENHUT-VII/KUH/2014 tanggal 14 Mei 2014 tentang Kawasan Hutan dan Konservasi Perairan Provinsi Nusa Tenggara Timur TWA Baumata memiliki luas 36,21 Ha. Secara presentase, luas kawasan TWA Baumata hanya sekitar 0,02% dari luas seluruh kawasan konservasi yang dikelola Balai Besar KSDA NTT yaitu 233.659,74 ha.
Kondisi Ekosistem
Dengan tipe vegetasi hutan yang masih utuh vegetasi yang hijau serta udara sejuk, maka kawasan ini cukup memadai bagi pengunjung yang senang melakukan lintas alam atau penjelajahan hutan, berkemah dan memotret. Di dalam kawasan terdapat gua alam atau gua karang yang cukup menarik dengan stalaktit dan stalakmitnya. Potensi Wisata Alam Terdapat beberapa mata air yang airnya sangat jernih dan mempunyai debit yang sangat besar dan mengalir sepanjang tahun. Sumber mata air tersebut dimanfaatkan oleh penduduk setempat untuk keperluan sehari-hari seperti mandi, mencuci, memasak serta kebutuhan air minum. Lahan pertanian dan perkebunan di sekitar kawasan TWA Baumata sangat bergantung pada air tersebut.
Flora
Jenis flora yang terdapat di kawasan ini di antaranya adalah asam (Tamarindus indica), kesambi (Schleichera oleosa), jati (Tectona grandis), johar (Cassia siamea), Bambu (Bambusa sp), beringin (Ficus sp).
Fauna
Jenis satwa liar yang dapat dijumpai antara lain adalah monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), biawak timor (Varanus timorensis), Elang (Elanus sp), Ular sanca timor (Phyton timorensis), parkici timor (Trihcogolossus euteles), perkici dada kuning (Trichoglossus haematodus), srigunting (Dicrurus leucophaeus), dan Punglor/Anis Timor (Zoothera peronii).
Fasilitas
Meskipun termasuk salah satu daerah tujuan wisata alam di Provinsi Nusa Tenggara Timur, namun pengembangan masih dalam taraf permulaan. Oleh karenanya fasilitas yang tersedia untuk pengelolaan maupun untuk rekreasi masih sangat terbatas. Diantaranya fasilitas yang telah ada adalah tempat bereduh, kolam renang dan jalan setapak. Di sekitar kawasan terdapat beberapa took yang menyediakan makanan dan minuman ringan.
Aksesibilitas
Akses menuju kawasan TWA Baumata dapat menggunakan kendaraan darat dengan waktu tempuh sekitar 15 s/d 20 menit. Tersedia angkutan umum reguler (KupangBaumata) langsung setiap hari mulai jam 05.00 WITA sd 16.00 WITA. Perjalanan dapat melalui jalur bandara Eltari Kupang dengan jarak tempuh ± 17 km. Kondisi jalan jalur Kupang-Baumata, maupun sikumana-baumata relatif baik dengan aspal hotmix.
Geologi
Berdasarkan peta Geologi Region Phisical Planning Project on Transmigration (RePPProT) 1989skala 1 : 2.000.000, Kecamatan Taebenu termasuk pada Formasi Noele dan Formasi Batugamping Koral dengan lapisan solum tanah antara 30-60 Cm.
Sedangkan berdasarkan peta tanah bagan Indonesia skala 1: 1.250.000 (Lembaga Penelitian Tanah Bogor, 1968), jenis-jenis tanah yang berada di wilayah Kecamatan Taebenu termasuk jenis Latosol Eutrik, Rensina dan Mediteran Haplik (Rhodustalfs,Calciustolls,Haplustalfs) dengan cirri-ciri tanah mengalami pelapukan baik, agak masam sampai netral, kemerahan, drainase sedang sampai baik, mengandung liat bertekstur halus pada lapisan bawah tanah, tingkat kejenuhanbasa tinggi-stres kelembaban musiman liat dengan kaoionit dan gibsit aktif yang lemah.