Call Center.pngStop Illegal.png

Letak Kawasan

Wilayah Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Tujuh Belas Pulau secara administrasi termasuk ke dalam kecamatan Riung Kabupaten Ngada yang meliputi 6 desa pesisir, yaitu: Desa Lengkosambi, Tadho, Latung, Sambinasi, Lengkosambi Timur dan Lengkosambi Barat dan 2 kelurahan, yaitu Benteng Tengah dan Nangamese. Secara administrasi Pengelolaan berada di resort Riung, Seksi Konservasi Wilayah III, Bidang Wilayah II Ruteng pada Balai Besar KSDA NTT. Secara astronomis terletak pada 08° – 09° LS dan 121° 45’ - 121° 50’BT, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:

  • Bagian utara berbatasan dengan Laut Flores.
  • Bagian selatan berbatasan dengan Kecamatan So’a.
  • Bagian Barat berbatasan dengan Kabupaten Manggarai.
  • Bagian Timur Berbatasan dengan Kabupaten Nagekeo.

 

Sejarah Kawasan 

Kawasan Laut di Kecamatan Riung pada awalnya ditunjuk sebagai Cagar Alam dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 427/KptsII/1987 Tanggal 28 Desember 1987 dengan luasan 11.900 hektar. Kawasan ini selanjutnya ditunjuk kembali menjadi 2 kawasan dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 589/Kpts-II/1996 Tanggal 16 September 1996 menjadi Taman Wisata Alam Tujuh Belas Pulau seluas 9.900 hektar dan Cagar Alam Riung seluas 2.000 hektar. Kemudian berdasarkan SK Penunjukan Kolektif Menhut No.3911/MENHUTVII/KUH/2014 tanggal 14 Mei 2014 berubah menjadi Taman Wisata Alam Laut 17 Pulau dengan luas 7.303,16 Ha. Kawasan ini secara nomenklatur disebut dengan nama TWAL Tujuh Belas Pulau untuk menggambarkan keindahan kawasan ini sangat indah dan cantik seperti gadis yang berumur 17 tahun meskipun sebenarnyamemiliki 24 buah pulau yang terdiri dari Pulau Batang Kolong, Pulau Meja, Pulau Tangil, Pulau Lainjawa, Pulau Tiga (Bampa Timur), Pulau Sui, Pulau Ontoloe, Pulau Wire, Pulau Wongkoroe, Pulau Pata, Pulau Besar, Pulau Halima (Pulau Nani), Pulau Tembaga, Karang Penghalang (Barrier Reef), Pulau Dua (2 buah Pulau jadi satu nama) dan beberapa taka (atol). (BBKSDA NTT, 2011)

 

Potensi Kawasan

  •  Ekosistem

Ekosistem TWAL 17 Pulau terdiri atas hutan tropika kering, savana, mangrove, padang lamun, dan terumbu karang. Sebanyak 17 jenis dari 10 famili dan 3 jenis asosiasi (vegetasi pantai) Menyusun ekosistem hutan mangrove pada pesisir pantai pulau- pulau.

 

  •  Potensi Flora

Keanekaragaman jenis flora di TWAL Tujuh Belas Pulau relatif rendah, hal ini lebih disebabkan karena kondisi tanahnya yang berbatu-batu sehingga kurang tersedia ruang yang terdapat media tanah sebagai media tempat tumbuh berbagai jenis pohon. Selain itu hampir sebagian besar merupakan wilayah karst sehingga menyebabkan keanekaragaman jenis flora rendah. Beberapa jenis pohon yang dominan di kawasan TWAL Tujuh Belas Pulau diantaranya: asam (Tamarindus indica), kesambi (Schleichera oleosa), lontar (Borrassus flabeilifer) dan beberapa jenis lainnya dengan kelimpahan yang jarang seperti ure (Cagenaria sicecaria), kayu merah (Pterocarpus indicus).

Pada kawasan TWAL Tujuh Belas Pulau juga terdapat ekosistem hutan mangrove dengan kondisi vegetasi yang masih utuh. Hutan mangrove merupakan daerah peralihan antara ekosistem lautan dan daratan atau merupakan daerah ekoton. Pada wilayah ini kaya akan keanekaragaman hayati yang berasal atau dipengaruhi oleh ekosistem daratan dan lautan. Ekosistem ini dapat ditemukan di hampir seluruh wilayah pantai di Kecamatan Riung. Jenis pohon penyusun mangrove ada sekitar 17 jenis dari 10 family dan jenis asosiasi mangrove ada sekitar 3 jenis (vegetasi pantai). Jenis yang dominan diantaranya Rhizopora apiculata, Sonneratia alba, Ceriops roxburghii, Brugueira parfifolia dan Avicenia officinalis. Keberadaan ekosistem mangrove memberikan fungsi dan manfaat yang sangat penting, selain berfungsi sebagai sistem perlindungan penahan ombak dan infiltrasi air laut adapun jenis magrove adalah Rhizophora apiculata,R. stylosa, R. mocronata, Bruguiera gymnorhiza, B. parviflora, Ceriopstagal, Sonneratia alba, S. Casoelaris, Aegiceras corniculatum, A. Floridium, Heritiera littoralis, Exoecaria agallocha, Pemphisacidula, Xylocarpus muluccensis, Lumnitzerare comosa, Avicennia alba, Derris heterophylla.

 

  •  Potensi Fauna

TWAL Tujuh Belas Pulau memiliki beragam spesies yang dilindungi, salah satu yang paling familiar adalah komodo (Varanus komodoensis). Satwa ini dapat ditemukan di Pulau Ontoloe, pulau terbesar di wilayah barat kawasan. Meskipun memiliki ukuran yang lebih kecil serta warna yang lebih cerah dibandingkan dengan Biawak Komodo di kawasan Taman Nasional Komodo namun secara ilmiah sama, hanya karena adanya variasi genetic yang mengarah ke morfologi sehingga komodo mbou berwarna lebih kekuningan (Ciofi,1999).

Kawasan TWAL Tujuh Belas Pulau juga merupakan habitat berbagai jenis burung antara lain Elang laut perut putih (Haliaetus leucogaster), dan Kuntul karang (Egretta sacra), Gosong Kaki Merah (Megapodius reinwardt), Bubut Alang-alang (Centropus bengalensis), duyung (dugong-dugon), Monyet ekor panjang (Macaca fasicularis) lumba-lumba, paus, penyu sisik (Erectmohelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), kima raksasa (Tridacna gigas), nautilus berongga (Nautilus popillius), lola susu bundar (Trochus niloticus), kepala kambing (Cassis cornuta), triton terompet (Charonia tritonis). Pada hutan mangrove yang ada di Pulau Ontholoe digunakan oleh ribuan kalong (Pteropus sp) sebagai pohon tidur. Populasi kalong ini juga merupakan potensi mangsa bagi biawak komodo.

  

  •  Potensi Fauna

Eksotis, kata yang mewakili Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Tujuh Belas Pulau di Kecamatan Riung, Kabupaten Ngada. Berada di pantai utara Pulau Flores, TWAL 17 Pulau menawarkan wisata bahari yang memanjakan mata dengan gugusan pulau- pulau kecil dan pantai berpasir putih. Tidak hanya wisata bahari, TWAL 17 Pulau juga menjadi salah satu habitat alami sang naga biawak komodo (Varanus komodoensis) atau masyarakat setempat menyebutnya “ mbou”. Vegetasi mangrove dapat ditemui hampir di seluruh pesisir pantai yang menjadi habitat bagi kelelawar, utamanya di Pulau Ontoloe. Sebagai bagian dari segitiga karang dunia, TWAL 17 Pulau adalah destinasi yang t idak dapat dilewatkan. Air laut yang berwarna biru toska berpadu dengan putihnya pasir pantai, serta hamparan mangrove saling berkaitan sehingga mendukung kehidupan terutama alam bawah

 

Fasilitas Yang Tersedia

Fasilitas yang yang tersedia di kawasan  TWAL 17 Pulau adalah perahu 1 unit, kamar WC,  dan ruang ganti 3 (tiga) unit, Shelter 6 unit, bak sampah 4 unit,  pos penjualan karcis 2 unit.

 

Aksesibilitas ke Kawasan

Untuk mengunjungi Taman Wisata Alam Laut Tujuh Belas Pulau dapat menggunakan beberapa pilihan rute antara lain sebagai berikut:

  • Ruteng–Riung dengan kendaraan umum, waktu tempuh kurang lebih sekitar delapan jam.
  • Ende–Mbai-Riung dengan kendaraan umum, waktu tempuh kuranglebih sekitar lima jam. 
  • Bajawa–Mbai–Riung dengan kendaraan dengan waktu tempuh kuranglebih sekitar lima jam.