Maubesi, 17 September 2018

Pada tanggal 6 September 2018 sekitar pukul 14.00 WITA telah terjadi konflik antara satwa liar buaya muara (Crocodylus porosus) dengan manusia di Danau Weluli, Kecamatan Kobalima Timur, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Korban bernama Vandy Asuk (laki-laki, 16 tahun), warga RT/RW 008/004, Desa Alas Selatan, Kecamatan Kobalima, Kabupaten Malaka.

Menurut penuturan saksi mata, Agustinus Bau (paman korban), awalnya mereka berdua memetik kelapa di area Danau Weluli. Setelah memetik kelapa korban berjalan ke arah danau untuk mencuci kaki/ tangan. Karena lama tidak kembali, paman korban mengecek ke area danau dan hanya dijumpai sandal korban dan terdapat bekas buaya juga percikan air di tepian danau. Paman korban kemudian melaporkan ke pihak kepolisian setempat. Sementara itu, staf KPH Malaka melaporkan informasi peristiwa tersebut ke Resort Konservasi Wilayah Cagar Alam Hutan Bakau Maubesi.

Petugas RKW CA Hutan Bakau Maubesi menindaklanjuti laporan dengan langsung memeriksa lokasi kejadian dan berkoordinasi dengan pihak Kepolisian Sektor Kobalima dan Komando Rayon Militer Kobalima. Hingga pukul 18.30 WITA petugas bersama keluarga dan masyarakat berupaya menemukan jasad korban, namun hanya melihat buaya beberapa kali muncul. Diperkirakan ukuran buaya itu sekitar 2 meter. Menurut beberapa masyarakat, buaya tersebut muncul dengan membawa jasad korban namun tidak dilepas.

Karena jasad korban tidak kunjung ditemukan, atas inisiatif bersama antara keluarga dan petugas gabungan mengambil alternatif lain dengan mendatangkan pawang buaya untuk mengadakan ritual khusus. Paginya (7 September pukul 06.00 WITA), buaya telah mengeluarkan jasad korban. Korban saat ditemukan dalam kondisi anggota tubuh tidak lengkap.

Dalam kesempatan tersebut, petugas RKW CA Hutan Bakau Maubesi juga menyampaikan kembali (sosialiasi) mengenai prosedur aman beraktivitas di alam liar terutama pada area habitat buaya muara, keberadaan unit penanganan satwa dan upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi dan atau menangani konflik satwa liar-manusia, serta himbauan untuk melaporkan ke BBKSDA NTT jika membutuhkan bantuan penanganan satwa liar.

Sebagai bentuk simpati dan empati atas duka cita yang mendalam, BBKSDA NTT telah menyerahkan santunan sebesar Rp.1.500.000,-. Santunan tersebut diterima keluarga korban yang diterima oleh pamannya, Agustinus Bau.

@Jefta Billsol Boimau - BBKSDA NTT