Kepala BBKSDA NTT (Peci Hitam) Didampingi Pejabat Struktural
Kupang, 11 Juli 2019
Di depan awak media NTT, Kepala Balai Besar KSDA NTT menyajikan Kopiko tadi pagi (Kamis, 11 Juli 2019). Kopiko ini bukan merk makanan kecil, melainkan akronim dari Kopi Pagi Konservasi. Acara ini diselenggarakan dengan tujuan untuk menyampaikan informasi tentang empat topik yaitu rencana pelepasliaran biawak komodo di Pulau Ontoloe, repatriasi kura-kura leher ular Rote, Festival Menipo, dan Hari Konservasi Alam Nasional 2019.
Kepala Balai Besar KSDA NTT dengan didampingi oleh Kepala Bidang Teknis, Kepala Seksi Pelayanan dan Pemanfaatan, serta Kepala Seksi Perencanaan, Pengawetan, dan Perlindungan menyampaikan bahwa Balai Besar KSDA NTT bersama dengan Balai Besar KSDA Jawa Timur akan melaksanakan pelepasliaran enam ekor biawak komodo di Pulau Ontoloe (TWAL 17 Pulau), Kecamatan Riung, Kabupaten Ngada. Keenam ekor biawak komodo tersebut adalah hasil sitaan Kepolisian Daerah Jawa Timur beberapa waktu lalu.
Pemilihan lokasi pelepasliaran di Pulau Ontoloe berdasarkan pada kajian LIPI yang menyatakan bahwa DNA keenam ekor biawak komodo tersebut sesuai dengan biawak komodo yang menghuni Pulau Ontoloe. Kepala Balai Besar KSDA NTT juga menambahkan dengan adanya tambahan biawak komodo tersebut akan meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung ke TWAL 17 Pulau, menggerakkan roda perekonomian setempat, sehingga masyarakat di sekitar kawasan pun akan menerima manfaat secara finansial.
Jika di Flores terdapat biawak komodo yang endemik, maka di Rote pun pernah menjadi rumah bagi kura-kura leher ular Rote. Menjadi satu dari 25 spesies kura-kura paling terancam punah di dunia, status keterancamannya dikategorikan CR (PEW) atau Possibly Extinct in the Wild. Sejak tahun 2018, kura-kura leher ular Rote dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri LHK Nomor P.106/Menlhk/Setjen/Kum.2/12/2018.
Upaya konservasi yang telah dilakukan yaitu penelitian populasi (2005) namun tidak berhasil menemukan spesies liar di alam, pelepasliaran 40 ekor kura-kura leher ular Rote di Danau Peto (2009), pengembangbiakan ex-situ (sejak 2009), inisiasi program konservasi kura-kura leher ular Rote ke alam (sejak 2016), dan pengusulan 3 danau (Peto, Lendoen, dan Ledulu) menjadi kawasan ekosistem esensial (KEE) yang melindungi habitat dan kura-kura leher ular Rote. Pemerintah Provinsi NTT telah memberikan dukungan nyata melalui terbitnya Keputusan Gubernur NTT Nomor : 204/KEP/HK/2019 tentang Kawasan Ekosistem Esensial Lahan Basah sebagai Habitat Kura-kura Leher Ular Rote (Chelodina mccordi) di Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Untuk mendukung pengembalian populasi kura-kura leher ular Rote, Balai Besar KSDA NTT menjalin kerjasama dengan Wildlife Conservation Society Indonesia Program (WCS-IP), dimana pada tanggal 26 Juni 2019 telah diserahkan fasilitas koloni asuransi kura-kura leher ular Rote. Serah terima kandang asuransi yang akan digunakan untuk repratiasi dari kebun binatang di luar negeri ke Indonesia dilakukan oleh Direktur WCS-IP kepada Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Nusa Tenggara Timur (BBKSDA NTT). Fasilitas yang pertama di Indonesia ini berfungsi sebagai tempat asuransi (menjaga) untuk koloni kura-kura rote yang nantinya akan direintroduksi ke alam liar. Selain sebagai suplai untuk reintroduksi ke alam, kura-kura yang ada akan difasilitasi dan tetap dijaga untuk mempertahankan eksistensi populasinya.
Terkait dengan kegiatan pariwisata di NTT, khususnya di Pulau Timor, Balai Besar KSDA NTT berkomitmen untuk mengembangkan wisata alam TWA Menipo (Kecamatan Amarasi Timur, Kabupaten Kupang) melalui tiga pilar (pemerintah, adat, dan agama) dengan gong besarnya adalah penyelenggaraan Festival Menipo di bulan November 2019 ini. TWA Menipo adalah miniatur dari alam Pulau Timor yang layak menjadi destinasi wisata alam minat khusus. Lebih istimewa lagi masyarakat mampu berdampingan dengan satwa buas buaya muara namun belum pernah terjadi konflik satwa dan manusia. Fabel yang diyakini masyarakat Enoraen pun menyatakan kearifan lokal cara mereka bergaul dan hidup bersama alam akan membawa harmoni dalam kehidupan.
Harmoni antara alam dan budaya inilah yang akan menjadi tema utama dalam Hari Konservasi Alam Nasional 2019, tanggal 5-8 Agustus 2019 dimana Balai Besar KSDA NTT menjadi salah satu partisipan. Tema yang diusung oleh Balai Besar KSDA NTT adalah Konservasi Milenial Berbasis Tiga Pilar di Provinsi NTT. Dalam event tersebut Balai Besar KSDA NTT akan menyajikan gambaran harmonisasi antara budaya dan alam di kawasan konservasi Flobamorata dan menampilkan aksi Duta Lingkungan Hidup memetik senar sasando membawakan nada yang mengirimkan pesan konservasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
©Dewi Indriasari– BBKSDA NTT
Rabu, 20 November 2024. Telah dilaksankan pembukaa...
Tema Sosialisasi adalah "Ngobrolin Iklim Bare...
Labuan Bajo, Balai Besar KSDA NTT, Senin, 18 Novem...
Kupang (Kamis, 14 November 2024) – Balai Besar KSD...
Halo #KawanKonservasi (https://www.instagram.com/e...
Teripang merupakan salah satu komoditas unggulan N...
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK...
Balai Besar KSDA NTT bersama Balai TN Komodo dan...
Pada tanggal 20 September 2023 lalu Balai Besar ...
Pada tanggal 17 September 2023 lalu Kepala B...
KSDAE Mengajar merupakan program kependidikan ya...
Jamur Tudung (Phallus multicolor) adalah jamu...
Senin, 29 Mei 2023, Kepala Balai Besar KSDA N...
Pada hari Selasa, tanggal 2 Mei 2023 petugas ...
Taman Wisata Alam Camplong terkenal dengan po...
Selama dua hari pada tanggal 4 – 5 November 2022, ...
Balai Besar KSDA NTT pada minggu pertama Bu...
Kupang, 17 September 2022. Hari Sabtu ini Balai Be...
Kupang, 26 Januari 2022. Selama dua hari sejak t...
Kupu-kupu Raja Timor atau Silver Bi...
Balai Besar KSDA NTT sebagai Korwil UPT KLHK ...
Kolam wisata Oenaek merupakan tempat wisata di K...
Pada tanggal 1-2 Februari 2023 kemarin telah di...
KSDAE Mengajar Begin! Pada 3 Februari 2023, ...
#KawanKonservasi (https://www.instagram.com/e...
Jumat, 20 Januari 2023. Kepala Balai Besar KSDA ...
Sepenggal kalimat tersebut keluar dari Ibu Myra...
Kupang, 12 Oktober 2020 Rasa syukur melingkupi ...
Kupang, 29 September 2020 Hai Kawan Konsevasi, ...
Menjelang hitungan hari, peringatan puncak Hari...
Kupang, 3 September 2020 Kamis nan mani...
Kupang, Rabu, 22 Juli 2020. Balai Besar K...
Fatumnasi, 19 Juli 2020 Pendekatan dengan...
Kupang, 28 Mei 2020 Pada hari Kamis tanggal ...
Kupang, 5 Juli 2020 Minggu, 14 Juni 2020, BBKSD...
Kupang, 19 Juni 2019. Balai Besar KSDA N...
Enoraen, 17 Juni 2020 Bertempat di Taman Wis...
Kupang, 5 Juni 2020. Hari ini, jam 10.00-...
Maumere, 4 Juni 2020 Saat ini kita tengah...
Kupang, 1 Juni 2020 Konflik satwa liar antara bua...
Kupang, 22 Mei 2020 Pagi tadi (Jumat, 22 ...
Kupang, 24 April 2020 Hari ini, Balai Bes...
Kupang, 18 April 2020 Sabtu pagi, 18 Apri...
Kupang, 3 April 2020 Balai Besar KSDA...
Sumba, 03 Februari 2020 Unit Penanganan Satwa (...
Penyerahan santunan dari BBKSDA NTT ke keluarga ...
Lembata, 31 Januari 2020 Ah, barangkali judul di ...
Kupang, 22 Januari 2020 Peta Rencana Kerja Res...
Kepala BBKSDA NTT (kiri) dan Gubernur NTT (tenga...
Maumere, 26 November 2019 Pendidikan koservasi ...
Kupang, 15 Oktober 2019 Pada Senin ...
Kupang, 16 Oktober 2019 Pada tanggal 15 Oktober...
Kupang, 1 November 2019 Menipo, “pulau” yang se...
Identifikasi dan Pengukuran Paus Pilot Maumere...
Penyambutan Kepala Balai Besar KSDA NTT Mala...
Atambua, Agustus 2019 Presiden Republik Indone...
Maumere, 19 Juli 2019. Dalam rangka menjaga...
Persiapan Pelepasliaran Komodo di Pulau Oentolo...
Sekda Provinsi NTT beserta rombongan dan Petuga...
Pelepasliaran Sanca Timor di Hutan Egon Ilemedo ...
Kepala BBKSDA NTT (Peci Hitam) Didampingi Pejaba...
Maumere, 30 Juni 2019 Pada hari Minggu tanggal ...
Kupang, 2 Juli 2019 Balai Besar KSDA NTT melalu...
Kupang, 1 Juli 2019 Balai Besar KSDA NTT mel...
Pict. Kepala BBKSDA NTT dan Direktur WCS-IP Kup...
Pada tanggal 25 Januari 2019 Balai Besar KSDA NT...
Gubernur NTT dan Kepala BBKSDA NTT Senin, 4 Mar...
Dalam rangka Pencapaian Target Indikator Kinerj...
Penetapan kawasan Cagar Alam (CA) Mutis Timau p...
Balai Besar KSDA Nusa Tenggara Timur diberi ama...
Torong Padang, suatu tanjung di Utara Pulau Flo...
Ekosistem blue carbon adalah ekosistem diman...
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Nusa Te...
Balai Besar KSDA NTT kedatangan seoran...
Bushcraft adalah berkegiatan di alam bebas yang...
Pada sore hari di medio bulan Desembe...
Selama ini, kita mengenal Cagar Alam (CA) Mut...
Hasil diagnostic reading permasalahan pada Ba...
Perambahan kawasan dan illegal logging TWA Ruteng ...
Konsep Perlindungan Hutan Berbasis Ekosistem P...
Kupang, 7 Desember 2018 Wilayah kerja Balai Bes...
Taman Wisata Alam (TWA) Tujuh Belas Pulau merup...
Kupang, 05/12/2018-Rekreasi, atau dulu kita bia...
Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan ya...
Step on Flores land, it’s not only about the Kom...
Memandang deburan ombak pantai selatan yang meng...
TWAL Teluk Maumere juga dikenal dengan nama Gugu...
Eksotis, kata yang mewakili Taman Wisata Alam La...
Pameran konservasi dilaksanakan dengan tujuan un...
Telah menjadi kesadaran bersama bahwa kele...
Kupang, 7 Desember 2018 Wilayah kerja Balai Besar...
“Awas tangannya.....” “Awas jarinya....” Kupang,...
Kupang, 26 November 2018 Balai Besar KSDA NTT mer...
Perkembangan Konservasi Penyu di TWA Menipopada...
Camplong, 14 November 2018 Pada hari Kamis, tangg...
Maumere, 09 November 2018 Seksi Konservasi Wila...
Kupang, 2 November 2018 Pada tanggal 31 Oktobe...
Maumere, 19 Oktober 2018. Balai Besar KSDA NTT m...
Kupang, 19 Oktober 2018. Dalam upaya mitigasi pe...
Soe, 27 September 2018 Sebagai Unit Pelaksana Tek...
Maubesi, 17 September 2018 Pada tanggal 6 Septe...
BBKSDA NTT, 13 September 2018 Dalam pengelolaan T...
BBKSDA NTT, 13 September 2018 Balai Besar KS...
BBKSDA NTT, 13 September 2018 Latar Belakang Tam...
Riung, 12 September 2018 Taman Wisata Alam Laut (...
Alor, 10 September 2018 Pada hari Senin, tangg...
Maumere, 31 Agustus 2018 Balai Besar Konservasi...
Maumere, 31 Agustus 2018 Sebagai tindak lanj...
Maumere, 28 Juni 2018 Balai Besar KSDA (BBKSDA) N...
Monitoring Penangkaran Ex-Situ Rusa Timor di Kota ...
Bari, 22 Juli 2018 Sehubungan dengan adanya inf...
Kupang, 2 Maret 2018. Sebanyak enam lembar kulit ...
Camplong, 21 Februari 2018 “Ayo bergerak bersama”...
Kupang, 16 Desember 2017. Balai Besar KSDA Nusa T...
Kupang, 28 September 2017 Dalam rangka Optimalisa...
Borong, 27 September 2017 Bertempat di Aula Dina...
Kupang, 18 September 2017 Pada hari Senin tanggal...
Kupang, 6 september 2017 BBKSDA NTT melaksanak...
Kupang, 28 Agustus 2017. Bertempat di Kantor Bala...
Kupang, 13 Agustus 2017 Gubernur NTT, Drs. Frans ...
Kupang, 13 Agustus 2017 Jelajah Sepeda Kompas 201...
Kupang, 10 Agustus 2017 Melalui Keppres Nomor 22 ...
Kupang, 4 Agustus 2017 Buaya memiliki sifat 'homi...
Kupang, Februari 2017. Hanya dalam kurun waktu ...
Kupang, 9 Mei 2017. Menindaklanjuti laporan dar...