Kupang, 26 Januari 2022. Selama dua hari sejak tanggal 25 hingga 26 Januari 2022, Balai Besar KSDA NTT menyelenggarakan rangkaian kegiatan dalam rangka peringatan Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day 2002) pada beberapa lokasi di dalam dan sekitar kawasan konservasi baik di Pulau Timor, Flores, dan Rote. Lokasinya yaitu Cagar Alam Hutan Bakau Maubesi, Suaka Margasatwa Danau Tuakdale, Taman Buru Bena, Taman Wisata Alam Laut (Teluk Kupang, Tujuh Belas Pulau, Teluk Maumere), TWA Menipo, KEE Rote Ndao, Pantai Nunkurus dan Pantai Manikin (kawasan penyangga TWAL Teluk Kupang). Aktivitas yang dilakukan adalah pengamatan satwa, eksplorasi mangrove, penanaman mangrove, dan bersih sampah (clean up day) yang melibatkan personil Balai Besar KSDA NTT serta partisipasi dari mahasiswa pencinta alam Universitas Nusa Cendana, siswa SMK Negeri Poco Ranaka dan SMA di Riung, Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), Masyarakat Mitra Polhut (MMP) dan juga masyarakat.
Beberapa jenis burung air dan atau burung migran yang dapat diidentifikasi oleh tim di area lahan basah tersebut antara lain raja udang, gajahan besar, trinil pantai, trinil ekor kelabu, ibis, kuntul, bangau, dan belibis. Dari aksi bersih sampah dapat terkumpul sekitar 100 Kg sampah anorganik (plastik) dengan rincian 50 Kg dari TWAL Teluk Maumere, 10 Kg dari CA Hutan Bakau Maubesi, 15 Kg dari TWAL 17 Pulau, dan 25 Kg dari area Pantai Manikin. Sampah plastik dari kemasan pembungkus selanjutnya akan diolah untuk menjadi Ecobrick.
Peristiwa badai siklon Seroja pada bulan April 2021 lalu turut berdampak pada habitat burung air, misalnya saja di kawasan Pantai Manikin (penyangga TWAL Teluk Kupang) yang terkena abrasi. Tim yang melaksanakan pengamatan satwa menjumpai burung pantai berjenis gajahan sejumlah 32 ekor dan kawanan bangau putih sekitar 100 individu.
Peringatan Hari Lahan Basah Sedunia diperingati setiap tahunnya pada tanggal 2 Februari. Tanggal ini dipilih berdasarkan ditandatanganinya Konvensi Lahan Basah pada tanggal 2 Februari 1971 di Kota Ramsar (Iran). Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran global terhadap peran penting lahan basah bagi manusia dan kehidupan. Negara Indonesia telah masuk menjadi anggota Konvensi Ramsar pada tahun 1991 dengan diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 48 Tahun 1991 tentang Ratifikasi Konvensi Ramsar di Indonesia.
Tema kegiatan pada tahun 2022 adalah Wetlands Action for People and Nature atau Aksi Lahan Basah untuk Manusia dan Alam, dan pesan yang ingin disuarakan kepada khalayak luas adalah Value-Manage-Restore-Love Wetlands. Value yakni menghargai lahan basah atas berbagai manfaat terhadap kehidupan manusia dan kesehatan planet; Manage yakni mengelola dengan bijak dan pemanfaatan yang berkelanjutan; Restore atau pemulihan atas lahan basah yang terdegradasi.
Lahan basah menurut Konvensi Ramsar merupakan definisi yang luas, yaitu ”Daerah-daerah rawa, payau, lahan gambut, dan perairan: alami atau buatan; tetap atau sementara; dengan air yang tergenang atau mengalir, tawar, payau atau asin; termasuk wilayah perairan laut yang kedalamannya tidak lebih dari enam meter pada waktu air surut”. Arti lain dari lahan basah adalah area dimana terjadi dimana air bertemu dengan tanah. Contoh dari lahan basah antara lain bakau, lahan gambut, rawa-rawa, sungai, danau, delta, daerah dataran banjir, sawah, dan terumbu karang. Lahan basah ada di setiap negara dan di setiap zona iklim, dari daerah kutub sampai daerah tropis, dan dari dataran tinggi sampai daerah kering.
Pada Provinsi Nusa Tenggara Timur yang merupakan wilayah kepulauan dengan bentang alam yang bervariasi dari perairan dangkal hingga pegunungan tinggi tidak terlepas dari keberadaan lahan basah.Beberapa kawasan lahan basah yang diketahui diantaranya hutan mangrove, delta, muara sungai, sungai, pantai berlumpur (mudflat), pesisir, danau, dan terumbu karang. Sebagai contoh interaksi erat antara lahan basah dengan satwa dapat dijumpai pada kawasan pesisir dan atau mudflat dengan burung air dan burung migran. Sejalan dengan agenda Asian Waterbird Census yang tujuannya adalah mendorong kepedulian masyarakat terhadap lahan basah dan burung air, maka Balai Besar KSDA NTT melaksanakan pengamatan terhadap burung air/ burung migran pada beberapa lokasi.
Keberadaan lahan basah vital bagi ekosistem termasuk kehidupan manusia diantaranya sebagai penyimpan karbon, sumber air, sumber pangan, jalur transportasi, penyokong perekonomian, mengurangi risiko bencana alam, dan sumber keanekaragaman hayati. Kepala Balai Besar KSDA NTT (Ir. Arief Mahmud, M.Si) menyatakan bahwa lahan basah di Nusa Tenggara Timur telah jelas dan nyata menjadi penyangga kehidupan manusia dan turut memastikan kesehatan ekosistem di Planet Bumi. Aksi merusak lahan basah dan perubahan iklim global telah mengancam keberadaan lahan basah. Oleh karena itu dalam peringatan Hari Lahan Basah Sedunia ini diharapkan semua pihak mencintai lahan basah dengan bersama-sama menghargai, mengelola, dan memulihkannya demi masa depan kita semua dan seluruh makhluk hidup.
Penyusun/ Pengolah : Dewi Indriasari
Rabu, 20 November 2024. Telah dilaksankan pembukaa...
Tema Sosialisasi adalah "Ngobrolin Iklim Bare...
Labuan Bajo, Balai Besar KSDA NTT, Senin, 18 Novem...
Kupang (Kamis, 14 November 2024) – Balai Besar KSD...
Halo #KawanKonservasi (https://www.instagram.com/e...
Teripang merupakan salah satu komoditas unggulan N...
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK...
Balai Besar KSDA NTT bersama Balai TN Komodo dan...
Pada tanggal 20 September 2023 lalu Balai Besar ...
Pada tanggal 17 September 2023 lalu Kepala B...
KSDAE Mengajar merupakan program kependidikan ya...
Jamur Tudung (Phallus multicolor) adalah jamu...
Senin, 29 Mei 2023, Kepala Balai Besar KSDA N...
Pada hari Selasa, tanggal 2 Mei 2023 petugas ...
Taman Wisata Alam Camplong terkenal dengan po...
Selama dua hari pada tanggal 4 – 5 November 2022, ...
Balai Besar KSDA NTT pada minggu pertama Bu...
Kupang, 17 September 2022. Hari Sabtu ini Balai Be...
Kupang, 26 Januari 2022. Selama dua hari sejak t...
Kupu-kupu Raja Timor atau Silver Bi...
Balai Besar KSDA NTT sebagai Korwil UPT KLHK ...
Kolam wisata Oenaek merupakan tempat wisata di K...
Pada tanggal 1-2 Februari 2023 kemarin telah di...
KSDAE Mengajar Begin! Pada 3 Februari 2023, ...
#KawanKonservasi (https://www.instagram.com/e...
Jumat, 20 Januari 2023. Kepala Balai Besar KSDA ...
Sepenggal kalimat tersebut keluar dari Ibu Myra...
Kupang, 12 Oktober 2020 Rasa syukur melingkupi ...
Kupang, 29 September 2020 Hai Kawan Konsevasi, ...
Menjelang hitungan hari, peringatan puncak Hari...
Kupang, 3 September 2020 Kamis nan mani...
Kupang, Rabu, 22 Juli 2020. Balai Besar K...
Fatumnasi, 19 Juli 2020 Pendekatan dengan...
Kupang, 28 Mei 2020 Pada hari Kamis tanggal ...
Kupang, 5 Juli 2020 Minggu, 14 Juni 2020, BBKSD...
Kupang, 19 Juni 2019. Balai Besar KSDA N...
Enoraen, 17 Juni 2020 Bertempat di Taman Wis...
Kupang, 5 Juni 2020. Hari ini, jam 10.00-...
Maumere, 4 Juni 2020 Saat ini kita tengah...
Kupang, 1 Juni 2020 Konflik satwa liar antara bua...
Kupang, 22 Mei 2020 Pagi tadi (Jumat, 22 ...
Kupang, 24 April 2020 Hari ini, Balai Bes...
Kupang, 18 April 2020 Sabtu pagi, 18 Apri...
Kupang, 3 April 2020 Balai Besar KSDA...
Sumba, 03 Februari 2020 Unit Penanganan Satwa (...
Penyerahan santunan dari BBKSDA NTT ke keluarga ...